Strategi.id- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berencana untuk mendivestasi 18 ruas tol milik perusahaan.Langkah divestasi jalan tol ini demi melunasi hutang-hutangnya.
Divestasi jalan tol jadi skema pelunasan utang PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Di samping itu, aksi korporasi ini dilakukan mengingat arah bisnis Waskita Karya yang bukan sebagai operator jalan tol.
Baca Juga : Total Hutang 10 BUMN Adalah Rp 4.478 triliun
“Waskita Karya itu membangun jalan tol itu bukan menjadi operator, tetapi sebagai developer,” ujar Direktur Utama WSKT I Gusti Ngurah Putra usai rapat dengan DPR,
“Kita mau divestasi semua, cuma bertahap mana. Mungkin kombinasi, tapi itu kan teknis,” kata Direktur Utama Waskita Karya, I Gusti Ngurah Putra , Senin (3/12/2018).
Salah satu ruas tol yang saat ini sedang dalam proses divestasi adalah Ruas Tol Bekasi-Cawang- Kampung Melayu (Becakayu). Dia mengatakaan saat ini proses tersebut masih berjalan dan sudah banyak investor yang berminat.
“Kan itu barang besar. Legalitasnya harus benar juga. Jadi kemarin teman-teman sudah presentasi di IMF, itu banyak yang minat. Mungkin masih menunggu stable, dan sebagainya, dan mungkin juga menunggu selesai proyeknya. Proyeknya kan belum tuntas 100%,” jelasnya.
Baca Juga : Tol Bocimi Beroperasi Akhir Oktober
“Jadi semua akan kita tawarkan ke umum. Tender, bukan ke Jasa Marga doang. Kalau Jasa Marga harganya bagus, legalnya masuk, ya sudah tidak apa-apa. Kalau kita sih tidak cenderung ke siapa-siapa. Pokoknya siapa yang masuk harganya,” pungkasnya
Ada pula utang yang digunakan untuk proyek pemerintah. Utang tersebut digunakan untuk membayar pembebasan lahan.
Berdasarkan skema yang dibuat oleh Waskita Karya, terdapat piutang senilai Rp 44,453 triliun untuk menutupi kredit tunai perusahaan. Piutang tersebut didapatkan dari piutang proyek dan piutang dana talangan pembebasan lahan ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Baca Juga : Pemerintah Mematangkan Rencana Holding BUMN Perumahan Dan Infrastruktur
Ditambah dengan operasional dan divestasi jalan tol sebelumnya, Waskita Karya akan mendapat Rp 61,72 triliun. Angka tersebut senilai dengan total pinjaman yang telah dipakai oleh Waskita Karya.
